BPJS Dorong Cegah Penyakit Lewat Skrining Dini

Kamis, 03 Juli 2025 | 10:01:31 WIB
BPJS Dorong Cegah Penyakit Lewat Skrining Dini

JAKARTA - Meningkatnya kasus penyakit kronis di masyarakat mendorong BPJS Kesehatan untuk memperkuat langkah promotif dan preventif melalui pemanfaatan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Salah satu upaya yang kini digencarkan adalah skrining kesehatan yang bisa diakses di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).

Gaya hidup modern yang tidak sehat dinilai menjadi pemicu utama melonjaknya kasus penyakit berat, yang berdampak langsung pada beban pembiayaan kesehatan. Karena itu, BPJS Kesehatan mendorong masyarakat untuk lebih aktif mendeteksi potensi penyakit sedini mungkin.

Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah IV, Elsa Novelia, menjelaskan bahwa pola hidup saat ini seperti konsumsi makanan tidak seimbang, minim aktivitas fisik, dan tingginya tingkat stres, sangat berpengaruh terhadap peningkatan penyakit kronis di berbagai kelompok usia.

“Pola makan tidak seimbang, kurang aktivitas fisik dan stres berkontribusi besar dalam peningkatan penyakit kronis. Hal ini juga tentu akan semakin meningkatkan biaya pelayanan kesehatan,” ujar Elsa saat menyampaikan keterangannya di Pontianak, Rabu.

Skrining Sebagai Langkah Pencegahan

BPJS Kesehatan tidak hanya berfokus pada pembiayaan pengobatan, tetapi juga mengedepankan pendekatan pencegahan melalui edukasi dan deteksi dini. Dalam hal ini, skrining kesehatan menjadi komponen penting untuk mengidentifikasi risiko penyakit sedari awal.

Menurut Elsa, saat ini pemerintah telah menyediakan program skrining kesehatan bagi peserta JKN. Program ini memungkinkan masyarakat melakukan pemeriksaan dini terhadap sejumlah penyakit yang seringkali tidak menunjukkan gejala di tahap awal.

“Kenapa hal ini tetap dilakukan, agar masyarakat bisa tahu dan mencegah lebih awal dan tidak jatuh di kondisi penyakit yang sudah berat. Bahkan saat ini penyakit tak mengenal usia, banyak di usia muda sudah harus melakukan cuci darah,” ujarnya.

Saat ini, skrining kesehatan dari BPJS Kesehatan mampu mendeteksi 14 jenis penyakit. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara gratis di FKTP yang telah bermitra dengan BPJS Kesehatan, seperti puskesmas.

Bila hasil skrining menunjukkan seseorang berisiko terkena penyakit tertentu, maka langkah lanjutan berupa edukasi dan perubahan gaya hidup akan diberikan oleh FKTP. Contohnya, peserta yang terdeteksi menderita diabetes melitus akan diarahkan mengikuti klub-klub sehat, dan mendapatkan bimbingan pola hidup sehat agar kondisi tetap terkontrol.

“Upaya promotif preventif inilah yang penting untuk kita lakukan agar terhindar dari kondisi penyakit berat,” tegas Elsa.

Beban Biaya yang Terus Meningkat

Elsa menjelaskan, dari data pembiayaan JKN tahun ke tahun, terdapat peningkatan signifikan pada biaya layanan kesehatan. Saat ini, 86 persen pembiayaan program JKN dilakukan di rumah sakit, dan dari angka tersebut, sekitar 25 persen digunakan untuk menangani penyakit katastropik seperti kanker, gagal ginjal, jantung, hipertensi, dan diabetes.

Jika tren ini terus berlangsung, dikhawatirkan pembiayaan layanan kesehatan akan semakin membebani sistem. Karena itu, ia menekankan pentingnya langkah pencegahan agar pengeluaran dapat ditekan.

“Untuk mencegah hal tersebut, mari kita gaungkan kepada masyarakat untuk melakukan upaya promotif preventif,” kata Elsa.

Transformasi Digital Tingkatkan Akses Layanan

Mendukung kemudahan akses layanan kesehatan, BPJS Kesehatan juga terus berinovasi dalam memberikan pelayanan yang efisien dan terjangkau. Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan adalah memperluas penggunaan teknologi digital dalam sistem layanan.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pontianak, Evi Retno Nurlianti, mengungkapkan bahwa transformasi digital kini menjadi salah satu pilar utama peningkatan pelayanan JKN, khususnya melalui platform Mobile JKN.

Melalui aplikasi tersebut, peserta dapat mengakses berbagai layanan administratif tanpa harus datang langsung ke kantor BPJS Kesehatan. Layanan seperti pendaftaran, perubahan data, pindah fasilitas kesehatan, hingga konsultasi dokter dan pengaduan layanan kini bisa dilakukan hanya melalui ponsel.

“Transformasi digital melalui kanal layanan administrasi online merupakan terobosan yang dihadirkan untuk meningkatkan kemudahan akses layanan bagi peserta Program JKN,” kata Evi.

Dengan demikian, peserta JKN tidak hanya diuntungkan dari sisi biaya pelayanan kesehatan, tetapi juga dari sisi efisiensi waktu dan akses layanan.

“Ini merupakan langkah nyata untuk menyederhanakan proses dan memberikan akses yang lebih efektif bagi peserta,” tambahnya.

Sasar Masyarakat Lebih Luas

Program-program seperti skrining dini dan digitalisasi layanan diharapkan dapat menjangkau masyarakat lebih luas, khususnya di wilayah yang memiliki tantangan geografis atau akses terbatas terhadap layanan kesehatan.

Elsa kembali menegaskan bahwa investasi dalam deteksi dini bukan berarti pengeluaran pelayanan kesehatan akan menurun secara langsung, melainkan merupakan langkah strategis untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dalam jangka panjang.

“Biaya memang bisa saja meningkat di awal karena makin banyak orang yang tahu kondisi kesehatannya, tapi ini justru menjadi kunci agar tidak terjadi pembengkakan biaya akibat penyakit kronis yang telat ditangani,” jelasnya.

Melalui kampanye deteksi dini dan penggunaan aplikasi digital, BPJS Kesehatan terus berkomitmen memperkuat sistem jaminan kesehatan nasional yang berkelanjutan dan berorientasi pada kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Terkini