Kementrian ESDM Terima Aspirasi DEM Aceh

Selasa, 08 Juli 2025 | 13:13:13 WIB
Kementrian ESDM Terima Aspirasi DEM Aceh

JAKARTA - Langkah strategis dilakukan Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Aceh dalam memperkuat posisi advokasinya terhadap isu-isu energi di daerah. Melalui pertemuan resmi dengan Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Satya Hangga Yudha, organisasi mahasiswa ini menyampaikan sejumlah aspirasi penting yang menyangkut kepentingan energi di Provinsi Aceh.

Pertemuan tersebut berlangsung di kantor Kementerian ESDM, Jakarta. Dalam suasana akrab namun penuh dengan substansi, DEM Aceh membahas isu-isu krusial seperti perkembangan Blok Andaman dan proses pengalihan pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Migas Blok Rantau. Kedua topik tersebut dinilai sangat strategis bagi kemandirian energi di Aceh.

Kehadiran DEM Aceh dalam forum ini bukan hanya sekadar bentuk silaturahmi kelembagaan, tetapi juga sebagai momen menyampaikan langsung suara masyarakat Aceh kepada pemangku kebijakan nasional. Rencana kolaborasi jangka panjang turut menjadi agenda utama dalam pembicaraan tersebut, termasuk kemungkinan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kementerian ESDM dan DEM Aceh.

Presiden DEM Aceh, Faizar Rianda, menekankan bahwa dialog ini merupakan bagian dari perjuangan mahasiswa untuk mewujudkan energi yang dikelola secara adil dan berdaulat oleh daerahnya sendiri.

“Kami datang membawa aspirasi dan harapan agar pengelolaan Blok Andaman dan proses alih kelola Blok Rantau dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Aceh. Ini adalah bagian dari upaya kami dalam memperjuangkan kedaulatan energi daerah di kancah Nasional,” ujar Faizar.

Ia tidak sendiri dalam pertemuan tersebut. Turut hadir mendampingi, Alfa Khalil Ikram selaku Koordinator Perwakilan Luar Aceh DEM Aceh, serta Aldem Maulana yang merupakan salah satu pengurus organisasi. Kehadiran mereka mencerminkan kekompakan internal DEM Aceh dalam mendorong perubahan di sektor energi.

Menyambut hangat kunjungan tersebut, Satya Hangga Yudha memberikan respon positif. Ia menilai bahwa aspirasi yang disampaikan mahasiswa merupakan bagian penting dari pembangunan energi nasional yang berkeadilan. Dalam pandangannya, Aceh memiliki peran vital dalam peta ketahanan energi Indonesia, baik dari sektor migas, mineral dan batubara (minerba), maupun energi baru, terbarukan dan konservasi energi (EBTKE).

“Pengembangan sumber daya alam di Provinsi Aceh yang menjadi bagian dari NKRI sangat penting baik itu dari sisi migas, minerba, maupun EBTKE. Pemerintah Indonesia akan terus mengedepankan ketahanan energi nasional dan hilirisasi agar terjadinya multiplier effect bagi ekonomi daerah,” jelas Satya.

Tak hanya bicara soal sumber daya alam, Satya juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Menurutnya, agar proyek-proyek strategis seperti Blok North Andaman dan Blok Rantau mampu memberikan dampak maksimal, maka keterlibatan dan kesiapan tenaga kerja lokal menjadi mutlak.

“Oleh karena itu, pengembangan sumber daya manusia juga harus digarap agar proyek-proyek strategis seperti North Andaman dan Blok Rantau dapat dikelola oleh anak daerah,” lanjutnya.

Pandangan tersebut sejalan dengan semangat DEM Aceh yang sejak awal menyoroti pentingnya keterlibatan putra daerah dalam pengelolaan sektor energi. Mereka berpandangan bahwa kemandirian energi tidak bisa hanya dibangun dari infrastruktur dan investasi semata, tetapi juga dari SDM lokal yang kompeten dan terlibat aktif.

Di akhir pertemuan, DEM Aceh menyampaikan rasa terima kasih atas keterbukaan yang ditunjukkan oleh Satya Hangga Yudha dalam menyambut audiensi tersebut. Bagi mereka, ini adalah bentuk apresiasi yang sangat berarti karena menunjukkan adanya ruang komunikasi yang sehat antara mahasiswa dan pemerintah pusat.

“Kami sangat mengapresiasi sambutan hangat dan keterbukaan Bang Satya dalam mendengarkan masukan dari mahasiswa. Harapan kami, komunikasi ini tidak berhenti di sini, melainkan terus berlanjut dalam bentuk kerja sama nyata demi mendukung pembangunan sektor energi nasional dan daerah,” pungkas Faizar.

Pertemuan ini juga menjadi refleksi bahwa mahasiswa memiliki peran strategis dalam memperkuat jembatan antara aspirasi daerah dan kebijakan nasional. Dalam konteks Aceh yang memiliki potensi besar di sektor energi, peran ini menjadi semakin signifikan.

Kementerian ESDM pun menunjukkan komitmennya untuk mendengar suara dari berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa. Hal ini menjadi sinyal positif terhadap pengelolaan sumber daya alam yang inklusif dan tidak terpusat hanya pada aktor-aktor besar.

Ke depan, DEM Aceh berharap bahwa langkah awal ini dapat menjadi fondasi bagi kerja sama berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan pemerintah dan pelaku industri, tetapi juga benar-benar membawa manfaat untuk rakyat Aceh secara luas. Sementara itu, Kementerian ESDM melalui tenaga ahlinya terus membuka ruang dialog yang produktif dalam mendukung proses transformasi energi Indonesia ke arah yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan.

Terkini