Semangat Guru Maluku Tengah Membangun Literasi Anak Negeri

Senin, 03 November 2025 | 11:53:57 WIB
Semangat Guru Maluku Tengah Membangun Literasi Anak Negeri

JAKARTA - Di balik upaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional, masih tersisa tantangan mendasar yang belum sepenuhnya tuntas—yakni memastikan setiap anak Indonesia mampu membaca dengan lancar. Di beberapa wilayah, termasuk Kabupaten Buleleng, Bali, ditemukan masih ada ratusan siswa SD yang belum lancar membaca meski sudah berada di kelas tinggi. Situasi serupa juga menjadi perhatian di berbagai daerah, termasuk di Maluku Tengah.

Kemampuan membaca menjadi pondasi dari segala bentuk pembelajaran. Tanpa kemampuan itu, anak akan kesulitan memahami pelajaran lain, menafsirkan informasi, dan mengembangkan cara berpikir logis yang menjadi dasar bagi tumbuh kembang intelektualnya. Namun, mendampingi anak agar bisa membaca bukan perkara mudah. Setiap siswa memiliki kecepatan belajar yang berbeda, ada yang cepat mengenali huruf dan kata, tetapi ada pula yang memerlukan waktu lebih lama.

Di tengah tantangan tersebut, para guru di SDN 234 Maluku Tengah tetap teguh berjuang. Mereka percaya bahwa setiap anak berhak memiliki kesempatan yang sama untuk memahami dunia melalui huruf dan kata. Upaya itu diwujudkan melalui sebuah gerakan sederhana namun bermakna, yaitu Bengkel Literasi, sebuah ruang belajar yang lahir bukan karena kewajiban administratif, melainkan karena kepedulian dan kasih terhadap peserta didik.

Ketulusan yang Mengubah Kemustahilan

Kepala sekolah SDN 234 Maluku Tengah, Rugaya Ipaenin, menjadi sosok yang menggerakkan semangat kolektif ini. Ia meyakini bahwa mengajar membaca bukanlah sekadar tugas rutin seorang pendidik, melainkan bentuk kasih yang diwujudkan lewat kesabaran dan ketekunan. Ia menyampaikan bahwa banyak murid awalnya hanya mampu mengeja suku kata, namun berkat pendampingan berkelanjutan, kini telah lancar membaca.

Salah satu contoh nyata adalah Widjayanto Utomo, siswa kelas tiga yang semula hanya bisa mengeja pelan, kini sudah dapat membaca dengan lancar. Hal tersebut terjadi karena adanya bimbingan intensif dari guru dan dukungan orang tua di rumah. Cerita serupa juga datang dari Azzahra, siswi kelas dua yang dulu baru mengenal huruf vokal. Setelah mengikuti sesi pembelajaran di Bengkel Literasi secara rutin, kini ia telah mampu membaca beberapa kata dalam satu kalimat pendek. Perkembangan itu menjadi bukti nyata bahwa kesabaran para guru tidak sia-sia dan menumbuhkan harapan baru bagi para orang tua.

Program Bengkel Literasi berkembang berkat komitmen bersama di antara para guru. Rugaya menilai hasil belajar akan lebih optimal jika siswa ditangani oleh tim, bukan hanya wali kelasnya saja. Dengan begitu, anak-anak merasakan perhatian dari seluruh guru di sekolah. Setiap pendidik memiliki peran spesifik: ada yang fokus pada pengenalan huruf, suku kata, dan peningkatan kelancaran membaca berdasarkan prinsip OAC (otomatis, akurat, cepat).

Selain meningkatkan kemampuan membaca, para guru juga membantu siswa dalam hal menulis. Mereka membuat template tulisan buatan tangan agar anak-anak bisa menulis lebih rapi dan mengikuti garis dengan benar. Pendekatan ini sederhana, namun efektif untuk memperbaiki dasar literasi yang kuat sejak dini.

Kolaborasi yang Menumbuhkan Harapan

Keberhasilan program Bengkel Literasi tidak hanya lahir dari dedikasi guru, tetapi juga karena adanya dukungan dari Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI)—sebuah kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia. Melalui pelatihan dari INOVASI, para guru di Maluku Tengah memahami bahwa hasil pemetaan kemampuan literasi siswa harus diikuti dengan perlakuan pembelajaran yang berbeda sesuai kebutuhan masing-masing anak.

Pendekatan tersebut dikenal sebagai pembelajaran berdiferensiasi, yang memungkinkan guru memberikan perhatian ekstra kepada siswa yang masih belajar membaca tanpa mengabaikan yang sudah lancar. Kini, metode ini diterapkan tidak hanya untuk pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi juga mulai diadaptasikan dalam mata pelajaran lain, seperti matematika. Misalnya, siswa dengan kemampuan tinggi diberikan soal pecahan campuran yang lebih kompleks, sementara yang masih pada tahap dasar berlatih pada soal pecahan sederhana.

Rugaya menilai bahwa sistem seperti ini membuat proses belajar lebih adil dan efektif karena setiap siswa memperoleh tantangan sesuai kemampuan mereka. Prinsipnya, tidak ada anak yang tertinggal, tetapi juga tidak ada yang dibiarkan tanpa tantangan.

Dampak Nyata bagi Masa Depan Anak Bangsa

Dari sekolah sederhana di Maluku Tengah ini, muncul harapan baru tentang masa depan literasi Indonesia. Upaya kolektif antara guru, sekolah, dan mitra pendidikan menunjukkan bahwa ketika semua bergerak dengan hati, hasilnya bisa melampaui keterbatasan sumber daya.

Provincial Manager INOVASI Maluku, Mus Mualim, menjelaskan bahwa peningkatan kemampuan literasi, numerasi, dan karakter anak-anak akan memberikan dampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat. Ia menyoroti hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara peningkatan kemampuan membaca dasar dengan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan studi Hanushek dan Woessmann (2012), peningkatan 10 persen pelajar dengan kemampuan membaca dasar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 0,3 persen per tahun. Sementara studi Lee Crawfurd (2025) menemukan bahwa peningkatan kemampuan literasi dan numerasi anak usia 7–12 tahun di Indonesia dapat berkontribusi pada kenaikan pendapatan dewasa sebesar 11 persen.

Mus juga menilai, Kabupaten Maluku Tengah termasuk daerah yang sukses mengintegrasikan dukungan ekosistem pendidikan ke dalam perencanaan pembangunan daerah. Data menunjukkan, nilai SPM Pendidikan untuk komponen mutu layanan dasar meningkat dari 679,45 pada 2023 menjadi 689,46 pada 2024. Hasil asesmen siswa juga memperlihatkan kemajuan signifikan: nilai literasi naik dari 43,51 menjadi 47,13 poin, sementara numerasi meningkat dari 33,03 menjadi 44,28 poin dalam tiga tahun terakhir.

Kisah perjuangan guru-guru di SDN 234 Maluku Tengah menjadi bukti bahwa semangat dan kepedulian dapat menembus keterbatasan. Mereka tidak hanya mengajarkan anak untuk membaca, tetapi juga menanamkan keyakinan bahwa setiap huruf yang dikenali adalah langkah kecil menuju masa depan yang lebih cerah.

Terkini

Cara Membatalkan Pesanan di Blibli Lewat HP dan Komputer

Senin, 03 November 2025 | 22:12:54 WIB

10 Strategi Digital Marketing UMKM biar Naik Kelas

Senin, 03 November 2025 | 22:12:53 WIB

Aturan Penagihan Utang Debt Collector Terbaru 2025

Senin, 03 November 2025 | 22:12:53 WIB

6 Cara Top Up Flazz BCA Mobile dan Tips dan Anti Ribet!

Senin, 03 November 2025 | 19:35:15 WIB