Pola Makan Sehat Bantu Cegah Penyakit Gusi Sejak Dini

Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:53:50 WIB
Pola Makan Sehat Bantu Cegah Penyakit Gusi Sejak Dini

JAKARTA - Menjaga kesehatan gusi kerap dipahami sebatas rutinitas menyikat gigi secara teratur. Padahal, kebiasaan tersebut belum cukup untuk melindungi jaringan gusi dari peradangan maupun infeksi. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah pola makan sehari-hari, yang secara langsung memengaruhi kondisi rongga mulut.

Ahli kesehatan gigi menegaskan bahwa asupan makanan berperan besar dalam menjaga kekuatan jaringan gusi dan mencegah penyakit periodontal. Tanpa dukungan nutrisi yang tepat, gusi lebih rentan mengalami peradangan meski kebersihan gigi sudah dijaga dengan baik.

Pandangan ini disampaikan Guru Besar Ilmu Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Amaliya, drg., M.Sc., Ph.D., yang menekankan pentingnya pola makan sehat sebagai bagian dari gaya hidup untuk mendukung kesehatan gusi.

Peran Pola Makan dalam Menjaga Gusi Sehat

Dalam Indonesian Hygiene Forum 2025 yang digelar Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent, drg. Amaliya menegaskan bahwa kebiasaan menyikat gigi harus dibarengi dengan pemilihan makanan yang tepat.

“Kita harus mendorong dan menggalakkan program makanan sehat atau real food. Makanan itu sangat berpengaruh terhadap kesehatan pola hidup (dan gusi),” tutur drg. Amaliya.

Menurutnya, pola makan yang baik membantu tubuh melawan peradangan dan infeksi, termasuk yang terjadi di jaringan gusi. Tanpa dukungan nutrisi yang memadai, gusi akan lebih mudah mengalami pembengkakan, perdarahan, hingga berkembang menjadi penyakit yang lebih serius.

Pentingnya Real Food untuk Kesehatan Gusi

Pola makan sehat yang dianjurkan untuk menjaga gusi adalah memperbanyak konsumsi makanan minim proses atau real food. Jenis makanan ini umumnya berasal dari bahan alami seperti sayuran, buah-buahan, serta daging segar yang kaya nutrisi penting.

Makanan segar dinilai memiliki kandungan vitamin dan mineral lebih tinggi dibandingkan makanan olahan. Selain itu, penggunaan bumbu yang tidak berlebihan membantu menjaga keseimbangan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh.

Menurut drg. Amaliya, sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk mereka yang mengalami infeksi gusi, masih kekurangan vitamin C, vitamin E, dan zinc. Padahal, ketiga zat tersebut memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan jaringan gusi.

“Zat-zat yang sangat baik untuk mencegah peradangan, antioksidan untuk menangkal radikal bebas, dan untuk melindungi kita dari bakteri yang menyebabkan penyakit gigi dan gusi,” tutur drg. Amaliya.

Vitamin C membantu produksi kolagen yang berfungsi memperkuat jaringan gusi serta memiliki sifat antioksidan yang melawan radikal bebas. Sementara itu, vitamin E berperan sebagai antioksidan dan anti-inflamasi yang membantu mengurangi peradangan serta mempercepat penyembuhan jaringan gusi. Zinc sendiri membantu melawan bakteri penyebab plak, salah satu pemicu utama penyakit gusi.

Dampak Konsumsi Gula Berlebihan bagi Gusi

Selain memperhatikan asupan nutrisi, pembatasan konsumsi gula juga menjadi bagian penting dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi. Makanan manis dan tinggi kalori sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan, baik oleh orang dewasa maupun anak-anak.

“Anak-anak itu banyak sekali makan makanan yang bergula tinggi. Konsumsi gula dulu dikaitkan dengan gigi berlubang. Ternyata, bukan hanya gigi berlubang, tapi juga meningkatkan atau menginduksi peradangan pada gusi,” ungkap drg. Amaliya.

Konsumsi gula berlebihan memicu bakteri di dalam mulut untuk menghasilkan asam. Asam inilah yang dapat merusak jaringan gusi dan tulang pendukung gigi, sehingga meningkatkan risiko penyakit periodontal.

Jika dibiarkan, kondisi tersebut tidak hanya berdampak pada kesehatan mulut, tetapi juga memicu peradangan kronis yang berpengaruh terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Risiko Penyakit Sistemik Akibat Gangguan Gusi

Drg. Amaliya menekankan bahwa pencegahan penyakit gusi harus dilakukan sejak dini. Pasalnya, periodontitis tidak hanya menyerang jaringan di sekitar gigi, tetapi juga dapat memengaruhi organ lain dalam tubuh.

“Gusi itu penuh dengan pembuluh darah. Saat bakteri yang ada di gusi ikut menyebar ke seluruh tubuh (lewat peradangan), dia menyebabkan penyakit di tempat yang jauh dari rongga mulut,” kata drg. Amaliya.

Beberapa penyakit yang dapat dipicu oleh periodontitis antara lain diabetes, penyakit jantung, hingga infeksi pernapasan. Hubungan antara periodontitis dan diabetes bersifat dua arah. Diabetes meningkatkan risiko penyakit gusi karena kadar gula darah tinggi mendorong pertumbuhan bakteri, sementara infeksi gusi dapat mempersulit pengendalian gula darah.

Pada penyakit jantung, bakteri yang masuk ke aliran darah akibat periodontitis dapat menyebabkan peradangan di jantung. Bahkan, kondisi ini juga dikaitkan dengan risiko stroke serta infeksi pada lapisan dalam jantung.

Oleh karena itu, menjaga kesehatan gusi tidak bisa dipisahkan dari upaya menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Kombinasi antara kebersihan gigi yang baik dan pola makan sehat menjadi kunci utama pencegahan.

Terkini