Erick Thohir

Erick Thohir Tegaskan Komitmen Profesional di PSSI

Erick Thohir Tegaskan Komitmen Profesional di PSSI
Erick Thohir Tegaskan Komitmen Profesional di PSSI

JAKARTA - Komitmen terhadap profesionalisme dalam tata kelola sepak bola nasional kembali ditunjukkan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Dalam sebuah pernyataan terbuka di hadapan publik sepak bola, Erick menyatakan kesiapannya untuk melepas posisi Ketua Komite Wasit PSSI. Langkah ini diambil menyusul arahan dari FIFA yang menyoroti rangkap jabatan.

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Erick saat menghadiri festival sepak bola putri yang berlangsung di Kudus, Jawa Tengah. Di hadapan para pecinta sepak bola dan pemain muda, ia menegaskan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari upaya menjaga integritas dan kinerja organisasi PSSI agar sesuai dengan standar global.

“Kenapa saya jadi Komite Wasit? Ya, siapa yang berani nyogok saya?” ujar Erick, dalam suasana santai namun tetap penuh makna.

Pernyataan tersebut mencerminkan sikap terbuka dan transparan Erick dalam menghadapi dinamika kepemimpinan di tubuh federasi. Meskipun menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, ia menyadari pentingnya pemisahan fungsi agar organisasi dapat bekerja lebih optimal.

Dalam sambutannya, Erick juga mengungkap bahwa masa jabatannya di Komite Wasit memang bersifat sementara. FIFA telah mengingatkan bahwa rangkap jabatan seperti ini tidak berlaku di federasi sepak bola mana pun di dunia.

“Tapi, itu pun tahun depan sudah enggak boleh. Sudah diperingatkan FIFA. Enggak ada di seluruh dunia ketua umum jadi komite wasit,” jelas Erick yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN dan pemilik saham klub sepak bola Oxford United di Inggris.

Langkah Erick untuk mundur dari jabatan Ketua Komite Wasit pun tak lepas dari upaya memastikan transisi kepemimpinan yang mulus. Ia menyebutkan bahwa posisi tersebut akan diserahkan kepada Yoshimi Ogawa, sosok asal Jepang yang telah lama terlibat dalam dinamika sepak bola Indonesia.

Ogawa sendiri telah menjabat sebagai wakil ketua Komite Wasit selama lebih dari setahun. Dalam periode itu, ia dinilai telah cukup memahami seluk-beluk persepakbolaan nasional dan siap memikul tanggung jawab lebih besar.

“Ogawa kalau tahun pertama jadi komite wasit, stres. Enggak tahu landscape sepak bola Indonesia. Makanya saya dampingi,” ucap Erick, menjelaskan alasan awal ia mengambil peran ganda di federasi.

Pendekatan Erick dalam membina kaderisasi di tubuh organisasi tampak dari cara ia mendampingi Ogawa. Tidak hanya menunjuk, tetapi memastikan penggantinya benar-benar siap secara mental dan operasional. Hal ini menunjukkan bahwa transformasi di tubuh PSSI dilakukan secara bertahap dan terukur.

Lebih lanjut, Erick juga mengajak publik untuk terus terlibat dalam pengawasan terhadap federasi. Ia menekankan pentingnya kritik yang konstruktif demi kemajuan sepak bola Indonesia, terutama bagi generasi muda yang menggantungkan mimpi mereka pada olahraga ini.

“Karena itu yang akan kembali menjatuhkan tadi mimpi-mimpi anak-anak muda Indonesia yang di bawah. Yang punya mimpi begitu melihat, kok sepak bolanya kisruh,” tegas Erick.

Ajakan tersebut menjadi bentuk ajakan positif kepada masyarakat agar berperan aktif dalam kemajuan sepak bola nasional. Menurut Erick, ekosistem sepak bola yang sehat tak hanya bergantung pada pengurus, tetapi juga pada dukungan masyarakat luas, termasuk para suporter, media, dan pemerhati olahraga.

Dalam konteks itu, langkah Erick untuk mundur dari jabatan Ketua Komite Wasit bukan hanya bentuk kepatuhan terhadap aturan FIFA, tetapi juga simbol komitmen terhadap tata kelola yang transparan dan akuntabel. Ia menunjukkan bahwa jabatan bukanlah alat untuk mempertahankan kekuasaan, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan diserahkan saat waktunya tiba.

Sebagai tokoh yang memiliki rekam jejak panjang dalam kepemimpinan di berbagai sektor, baik di pemerintahan, olahraga, maupun dunia usaha, Erick kembali menegaskan prinsip kepemimpinan yang adaptif dan terbuka terhadap evaluasi. Ia memberikan teladan bahwa setiap pemimpin harus siap menerima masukan, melakukan introspeksi, dan mengambil keputusan yang mengedepankan kepentingan organisasi serta masa depan generasi mendatang.

Dengan penyerahan jabatan tersebut kepada Ogawa, diharapkan struktur kepemimpinan di Komite Wasit PSSI semakin solid dan profesional. Ogawa yang kini dinilai siap, diyakini mampu membawa semangat baru dalam pembinaan perangkat pertandingan di Indonesia.

Langkah ini sekaligus memperkuat arah pembenahan PSSI yang telah digagas sejak Erick Thohir memimpin federasi. Fokus pada peningkatan kualitas wasit, pengembangan pemain muda, serta penataan liga profesional menjadi bagian dari upaya membangun fondasi yang kokoh bagi masa depan sepak bola Indonesia.

Dengan tetap mengedepankan prinsip meritokrasi dan akuntabilitas, Erick mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus bergerak bersama membangun ekosistem sepak bola nasional yang lebih sehat, bersih, dan penuh prestasi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index