Pemerintah

Pemerintah Dorong Generasi Muda Kuasai STEM Demi Kemajuan Bangsa

Pemerintah Dorong Generasi Muda Kuasai STEM Demi Kemajuan Bangsa
Pemerintah Dorong Generasi Muda Kuasai STEM Demi Kemajuan Bangsa

JAKARTA - Pemerintah terus menaruh perhatian besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan generasi muda.

 Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq menegaskan bahwa bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) menjadi prioritas dalam membangun masa depan bangsa yang berdaya saing global.

Hal itu disampaikan Fajar saat menutup Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2025 di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, Sabtu malam.

 Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya menumbuhkan kecintaan terhadap sains sejak dini agar para pelajar tidak lagi menganggap bidang tersebut menakutkan.

“Sains ini menyenangkan, menggembirakan, namun selama ini banyak anak yang menganggap itu momok, bahkan ada yang beranggapan bahwa itu sama seperti dikejar hantu,” ujar Fajar di hadapan ribuan peserta OSN.

Ia menambahkan, sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan sebuah bangsa sangat bergantung pada sejauh mana masyarakatnya mengembangkan ilmu pengetahuan.

 Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, dan India berhasil mencapai posisi tersebut karena memberikan ruang luas bagi sains dan para ilmuwan.

Menurut Fajar, banyak peraih Nobel yang lahir dari kegigihan dan ketekunan menghadapi kegagalan. Para ilmuwan tersebut tidak berhenti mencoba meskipun pernah mengalami kesalahan atau kegagalan dalam eksperimen mereka. 

“Mereka mampu bangkit dan mengembangkan kemampuannya secara optimal, baik di bidang fisika, kimia, maupun teknologi yang kini berkembang pesat,” ujarnya.

Ia berpesan kepada para peserta OSN agar tidak menjadikan kegagalan sebagai akhir dari segalanya. Dalam ajang sains, semangat belajar dan nilai kejujuran jauh lebih penting daripada sekadar kemenangan.

“Kejujuran dan integritas membuat hidup menjadi lebih bermakna. Saya berharap adik-adik peserta OSN memahami bahwa pintar secara kognitif itu penting, tetapi cerdas secara sosial juga tidak kalah penting,” ujar Fajar.

Selain menekankan nilai-nilai karakter, Fajar juga mengajak para pelajar, terutama generasi muda dari kalangan Gen Z dan Gen Alpha, untuk mencintai bidang STEM dan menjadikannya bagian dari gaya hidup. Ia menilai, kemajuan bangsa bergantung pada seberapa besar anak muda mau terjun dan berinovasi di bidang sains dan teknologi.

“Kita kejar ketertinggalan kita dari India, China, bahkan Malaysia. Kita masih di bawah Malaysia soal sains ini. Ke depan, harapannya anak-anak kita mampu mempersembahkan Nobel bagi negeri kita tercinta ini,” ujarnya penuh semangat.

Wamendikdasmen menilai bahwa OSN merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional sekaligus mencetak generasi muda unggul di bidang sains dan teknologi. 

Ajang ini menjadi wadah bagi peserta didik di seluruh Indonesia untuk menunjukkan kemampuan, kreativitas, dan ketekunan mereka di bidang akademik.

OSN diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) secara berjenjang, mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.

 Tahun 2025, jumlah pendaftar OSN mencapai lebih dari 806 ribu peserta — meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 652.576 siswa dari jenjang SD hingga SMA.

Peningkatan partisipasi ini menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap bidang sains dan minat pelajar untuk berkompetisi secara sehat di tingkat nasional. 

Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan, terus mendorong agar kegiatan seperti OSN menjadi inspirasi bagi para pelajar untuk menekuni bidang STEM secara konsisten.

Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof. Nazaruddin Malik menyampaikan bahwa kampusnya turut berkomitmen memperkuat bidang sains dan teknologi sebagai bagian dari arah pendidikan nasional. 

Ia mengungkapkan bahwa UMM baru-baru ini membentuk Direktorat Saintek untuk memperkuat bidang STEM dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

“Iklim pendidikan di UMM merupakan pembelajaran sebagai upaya untuk menjadi insan yang paripurna. Untuk menunjang itu semua, termasuk masa depan para lulusan, dalam 4-5 tahun terakhir ini kami mengembangkan Center of Excellence (CoE) dan Center of Future (CoF),” jelas Prof. Nazaruddin.

Langkah ini, kata dia, sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam menyiapkan generasi muda menghadapi era industri 4.0 dan transformasi digital.

Melalui penguatan riset dan inovasi di kampus, diharapkan lulusan-lulusan perguruan tinggi Indonesia memiliki kompetensi global yang mampu bersaing dengan tenaga kerja internasional.

Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq menilai bahwa kolaborasi antara dunia pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta menjadi kunci dalam melahirkan generasi unggul di bidang sains.

 Ia menegaskan, untuk mencapai cita-cita menjadi bangsa yang berdaulat di bidang teknologi, Indonesia harus membangun budaya ilmiah yang kuat sejak tingkat dasar.

“Sains adalah tulang punggung kemajuan bangsa. Negara yang menempatkan sains di posisi strategis akan lebih cepat maju dibandingkan yang mengabaikannya,” ujarnya.

Dengan semangat itu, pemerintah berkomitmen terus memperluas akses terhadap pendidikan sains dan teknologi, serta menciptakan ekosistem pendidikan yang mendorong rasa ingin tahu dan kreativitas peserta didik. 

Melalui program seperti OSN, diharapkan lahir lebih banyak ilmuwan muda Indonesia yang membawa nama bangsa di panggung dunia.

Fajar menutup sambutannya dengan pesan agar para peserta terus berjuang, tidak hanya demi medali, tetapi untuk ilmu pengetahuan dan kemajuan bangsa. 

“Pemerintah akan terus mendukung anak-anak muda Indonesia agar menjadi generasi sains yang jujur, berintegritas, dan membawa perubahan positif bagi negeri,” pungkasnya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index