JAKARTA - Pergerakan saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) kembali menjadi sorotan pasar setelah emiten yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu ini agresif melakukan ekspansi bisnis sepanjang 2025. Langkah akuisisi terhadap sejumlah perusahaan strategis dinilai membuka ruang pertumbuhan kinerja keuangan perseroan dalam beberapa tahun mendatang.
Optimisme tersebut tercermin dari pandangan para analis yang secara konsensus memberikan rekomendasi beli terhadap saham PTRO. Dengan fundamental yang semakin solid dan kontribusi bisnis baru, target harga saham PTRO pun mengalami penyesuaian ke level yang lebih tinggi.
Berdasarkan data Bloomberg Terminal, minat investor terhadap saham ini tetap kuat meskipun volatilitas pasar masih terjadi. Para analis menilai valuasi PTRO masih menyimpan potensi kenaikan seiring dengan realisasi ekspansi yang mulai berdampak pada pendapatan dan profitabilitas.
Rekomendasi Analis Masih Solid
Bloomberg Terminal mencatat, empat analis atau 100 persen pihak yang melakukan peliputan terhadap PTRO memberikan rekomendasi buy. Target harga konsensus berada di level Rp15.050 per saham, yang mencerminkan potensi imbal hasil sekitar 40 persen dari harga saat ini di kisaran Rp10.750.
Konsensus tersebut juga menunjukkan bahwa meskipun harga saham PTRO telah melonjak signifikan dalam 12 bulan terakhir, ruang pertumbuhan masih terbuka. Tercatat, saham PTRO telah mengalami lonjakan hingga 305,3 persen dalam setahun terakhir.
Pada penutupan perdagangan Jumat (19/12), saham PTRO tercatat melemah tipis 0,69 persen ke level Rp10.775. Meski demikian, koreksi tersebut dinilai wajar dan tidak mengubah pandangan positif terhadap prospek jangka menengah hingga panjang.
Prospek Kinerja dan Re-rating Saham
Salah satu analis yang merekomendasikan buy adalah Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Juan Harahap. Dalam riset yang dirilis pada 8 Desember 2025, Juan menilai PTRO memiliki peluang re-rating harga saham yang signifikan seiring dengan akselerasi laba yang diperkirakan mulai terjadi pada 2026.
Menurut Juan, perbaikan kinerja laba akan diikuti dengan peningkatan return on equity (ROE), yang menjadi salah satu faktor utama dalam menarik minat investor institusional. Selain itu, terdapat potensi masuknya saham PTRO ke dalam indeks MSCI big cap.
"Ini juga sejalan dengan potensi masuknya saham ini ke dalam indeks MSCI big cap. Oleh karena itu, kami merekomendasikan spekulatif buy dengan target harga Rp17.000, yang mencerminkan potensi kenaikan sebesar 58%," ujar Juan, dikutip Sabtu (20/12/2025).
Meski demikian, Juan mengingatkan bahwa realisasi proyeksi tersebut tetap dihadapkan pada sejumlah tantangan, seperti potensi keterlambatan eksekusi proyek serta risiko regulasi yang dapat memengaruhi kinerja jangka pendek.
Akuisisi Dorong Segmen EPCI
Pandangan positif terhadap PTRO juga datang dari Henan Putihrai Sekuritas. Research Analyst Dennis Tay dan Tristan Elfan dalam riset tertanggal 3 Desember 2025 menaikkan target harga PTRO dari Rp10.000 menjadi Rp13.100.
Kenaikan target harga tersebut didorong oleh ekspektasi pertumbuhan yang lebih kuat, khususnya dari segmen Engineering, Procurement, Construction and Installation (EPCI). Akselerasi segmen ini diperkirakan terjadi setelah akuisisi Grup Gafar dan Scan-Bilt Pte. Ltd. (SBPL).
Namun demikian, Henan Putihrai Sekuritas juga mencatat adanya risiko penurunan, terutama jika ramp-up proyek EPCI berjalan lebih lambat dari perkiraan atau jika proses integrasi SBPL menghadapi tantangan yang dapat menahan realisasi laba jangka pendek.
Hasil riset tersebut memperkirakan bahwa kontribusi segmen EPCI akan semakin terasa pada kuartal IV 2025, sehingga memungkinkan PTRO mendekati proyeksi kinerja tahunan yang telah dirilis sekuritas.
Proyeksi Pendapatan dan Laba Ke Depan
Dari sisi kinerja keuangan, Henan Putihrai Sekuritas memproyeksikan pendapatan PTRO pada akhir 2025 mencapai US$976,4 juta. Angka tersebut diperkirakan meningkat signifikan menjadi US$1,32 miliar pada tahun 2026.
Sementara itu, laba bersih PTRO diprediksi mencapai US$42,1 juta pada akhir 2025 dan melonjak menjadi US$71,2 juta pada tahun buku 2026. Pertumbuhan ini mencerminkan dampak positif dari ekspansi dan diversifikasi bisnis yang dilakukan perseroan.
Secara korporasi, PTRO pada 21 November 2025 melalui anak usahanya, Petrosea Services Solutions Ltd., telah menyelesaikan pengambilalihan 60 persen saham Scan-Bilt Pte. Ltd. (SBPL) dari TCAL Engineering Pte. Ltd. dengan nilai transaksi sebesar SGD10,3 juta atau sekitar US$8,03 juta.
Sebelumnya, pada 1 Agustus 2025, PTRO juga menandatangani perjanjian pembelian seluruh saham HBS (PNG) Limited beserta anak usahanya dengan total nilai transaksi AU$40 juta atau sekitar US$25,76 juta.
Masih pada periode yang sama, PTRO mengumumkan akuisisi Hafar Group bersama PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA). Dalam transaksi tersebut, PTRO menguasai 51 persen saham Grup Hafar, sementara RAJA mengambil porsi 49 persen.
Direktur PT Petrosea Tbk., Ruddy Santoso, menyatakan bahwa akuisisi HBS dan Hafar Group diperkirakan akan mendorong pertumbuhan pendapatan perseroan sebesar 13 persen secara tahunan serta pertumbuhan EBITDA sebesar 12 persen pada 2026.
"EBITDA margin setelah akuisisi diharap meningkat menjadi 22% pada 2026. Ini sejalan dengan margin HBS dan Hafar, standalone yang diharapkan berada di level 30-34% pada 2026," ujar Ruddy.